PERATURAN DAN PERWASITAN TENIS MEJA
MAKALAH
PERATURAN DAN
PERWASITAN TENIS MEJA
Makalah ini dibuat untuk
memenuhi matakuliah Tenis Meja yang diampu dosen pembimbing Yuskhil Mushofi S.Pd,
M.Pd
Disusun oleh :
1.
NAMA : ALPONSIUS IPON
NPM :
2141000510549
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN
JURUSAN
PENDIDIKAN JASMANI REKREASI KEOLAHRAGAAN
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN BUDI UTOMO
MALANG
2017
KATA
PENGANTAR
Puji beserta
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas Tenis
Meja ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan Makalah Teni Meja ini.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena penulis
masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran
dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih.
Malang, November 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.
Latar Belakang .................................................................................. 2
B.
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C.
Tujuan ................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A.
Pengertian Tenis Meja ....................................................................... 3
B.
Peraturan Tenis Meja ......................................................................... 4
C.
Perwasitan Tenis Meja ...................................................................... 12
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 16
A.
Kesimpulan ....................................................................................... 16
B.
Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman
modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semua kegiatan
aktivitas manusia menjadi sangat mudah untuk dilakukan terutama bagi kehidupan
– kehidupan di perkotaan. Dengan segala sarana dan fasilitas yang memadai
membuat semua pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan cepat untuk
diselesaikan.
Seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat, manusia terkadang melupakan sesuatu
hal yang penting dalam kehidupannya yaitu kesehatan untuk tubuhnya sendiri.
Dengan terlalu padatnya jadwal kerja yang dimiliki, membuat manusia tidak
pernah merawat kesehatan tubunya. Untuk menjaga tubuh agar tetap bugar manusia
dapat melakukan olahraga.
Olahraga adalah
suatu aktivitas untuk melatih tubuh seseorang baik secara jasmani maupun secara
rohani. Terdapat slogan yang menyebutkan “Men sana in corpora sano” yaitu di
dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat yang berarti dalam upaya
meningkatkan ketahanan tubuh tidak hanya dibutuhkan badan yang sehat, namun
juga jiwa yang sehat. Olahraga sebenarnya tidak memerlukan waktu yang cukup
lama dan tidak mengeluarkan biaya yang mahal tapi tetap saja banyak orang yang
memandang olahraga dengan sebelah mata dan belum memahami betapa pentingnya
olahraga bagi kesehatan tubuh. Salah satu jenis olahraga yang dapat dilakukan
oleh manusia adalah permainan tenis meja.
Tenis meja, atau
ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu olahraga raket yang dimainkan
oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu
hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang
boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai
pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939,
tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami
perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI
telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis
Federation of Asia). Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya
PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya
pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SMP, SMA serta pertandingan-pertandingan yang
diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah
atau swasta atau karang taruna dll.Indonesia selalu di undang dalam
kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota
ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain
yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya
Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983,
yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya
dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Dalam
perkembangan yang sangat pesat, para pengemar olahraga tennis meja dituntut
untuk mempelajari dan menganalisa kepesatannya lebih mendalam hingga ke
detil-detilnya. Dengan demikian, kita akan mengetahui cara-cara terbaru yang
akan membawa para pemain meningkatkan mutu teknik bermain dan bertanding yang
akan menuju kea rah keberhasilan. Kita tentu sependapat bahwa tingkat kesempurnaan
hanya akan terwujud melalui system latihan yang penuh disiplin disertai
keteguhan hati dalam meraih kesuksesan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, rumusan masalah yang penyusun bahas dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimanakah peraturan tenis
meja?
2. Bagaimanakah perwasitan
tenis meja?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang
peraturan tenis meja.
2. Untuk mengetahui tentang
perwasitan tenis meja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tenis Meja
Tenis Meja adalah
salah satu jenis cabang olahraga yang populer di Dunia. Di indonesia olahraga
ini sudah tidak asing lagi. Olahraga ini dulunya sering disebut Ping-pong.
Permainan ini belum dapat diketahui secara pasti dari mana asalnya, siapa
penemunya dan kapan ditemukan. Permainan ini mulai dikenal mulai kenal oleh
masyarakat sekitar tahun 1890. kemudian mengalami pasang surut. Baru pada tahun
1920-an, permainan tennis meja mulai berkembang lagi dengan munculnya klub-klub
tenis meja di seluruh dunia, terutama di Eropa. Di Indonesia Olahraga ini sudah
cukup populer dikalangan masyarakat. Berbagai event sudah banyak digelar baik
di level perkampungan, regional maupun nasional. Di level nasional olahraga ini
selalu dipertandingkan dalam kejuaran multievent sperti PON dan di level
provinsi juga dipertandingkan pada PORPROV. Tetapi banyak dikalangan masyarakat
banyak yang asal-asalan dalam bermain tenis meja tanpa mengetahui teknik dasar
yang benar.
Dalam bermain
tenis meja setiap pemain harus menguasai berbagai jenis pukulan yang ada.
Terdapat banyak jenis pukulan dalam permainan tenis meja seperti pukulan Drive,
Chop, dan masih banyak lagi. Dalam bermain tenis meja hendaknya mngetahui
berbagai pukulan tersebut. Selain berbagai jenis pukulan juga ada teknik block,
juga ada teknik servis. Agar permainan baik dan tidak asal-asalan harus
menguasai teknik dasar secara keseluruhan. Mulai bagaimana teknik servis,
teknik blocking, sampai berbagai jenis pukulan. Semua itu harus dikuasai karena
itu adalah suatu kesatuan yang utuh dalam bermaian tenis meja.
Setelah
mengetahui teknik dasar yang benar diharapkan pemain dapat bermain dengan baik
dan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam bermain tenis
meja. Diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan teknik dan pola yang
sudah ada. Dengan latihan yang rutin dan berulang-ulang dapat meningkatkan
teknik sehingga lebih sempurna dalam bermain tenis meja.
Tenis Meja
adalah salah satu jenis cabang olahraga yang populer di Dunia. Permainan ini
belum dapat diketahui secara pasti dari mana asalnya, siapa penemunya dan kapan
ditemukan. Permainan ini mulai dikenal mulai kenal oleh masyarakat sekitar
tahun 1890. Supaya dapat bermain dengan baik diharapkan pemain harus mengerti
dan mengetahui teknik dasar bermain tenis meja tersebut. Ada banyak teknik yang
harus dikuasai oleh pemain misalnya pukulan, servis dan sebagainya. Dalam
bermain tenis meja hendaknya mengetahui berbagai pukulan. banyak jenis pukulan
dalam permainan ini seperti pukulan Drive, Chop, dan masih banyak lagi.
B.
Peraturan Tenis Meja
Peraturan atau
aturan di dalam olah raga Tenis Meja adalah sebagai berikut :
1.
Peraturan Perlengkapan Tenis
Meja
1) Meja
a. Permukaan meja atau meja
tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang 2,74m dan lebar
1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
b. Permukaan meja tidak
termasuk sisi permukaan meja.
c. Permukaan meja boleh terbuat
dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola
yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
d. Seluruh permukaan meja harus
berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang
meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
e. Permukaan meja dibagi dalam
2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan
harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
f. Untuk ganda, setiap bagian
meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih
selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis
tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
2)
Net
a. Perangkat net harus terdiri
dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga, termasuk kedua penjepit
yang dilekatkan ke meja.
b. Net harus terpajang dengan
bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi 15,25 cm, batas
perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
c. Ketinggian sisi atas net
secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
d. Dasar net sepanjang lebar
meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung net harus serapat
mungkin dengan tiang penyangga.
3)
Bola
a. Bola harus bulat dengan
diameter 40 mm.
b. Berat bola harus 2,7 gram.
c. Bola harus terbuat dari
bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik, berwarna putih atau
oranye, dan tidak mengkilap.
4)
Bet
a. Ukuran, berat dan bentuk
raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.
b. Daun raket minimal 85 %
terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu dapat
diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau
serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan
tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari sum ketebalan atau berukuran 0,35
mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
c. Sisi daun raket yang
digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet licin/halus maupun
bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka
ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm,
atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya
menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm
sudah termasuk dengan lem perekat.
d. Karet bintik biasa adalah
lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular), sintetik atau alami, dengan
bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata dengan kepadatan tidak kurang
dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
e. Karet lapis (sandwich
rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang
ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa disebut
topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
f. Karet penutup daun raket
tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang terdekat dari
pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain
atau tidak ditutupi.
g. Daun raket, lapisan yang ada
di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet atau lemnya pada sisi yang
digunakan untuk memukul bola harus tiada sambungan dan ketebalannya juga
merata.
h. Permukaan karet yang menutup
daun raket di satu sisi harus berwarna merah menyala di satu sisi dan hitam di
sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya), atau permukaan daun raket yang
dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna pudar.
i.
Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan
bahan kimia, merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
j.
Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna
dan kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian
yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari
permukaan karet.
k. Pada permulaan permainan dan
kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain
harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan
wasit dan lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.
2.
Istilah Kata Tenis Meja
a. Suatu reli
(rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
b. Bola dalam
permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola
dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu consent to
atau poin.
c. Suatu permit
adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
d. Suatu poin
adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
e. Tangan raket
adalah tangan yang memegang raket.
f. Tangan bebas
adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah lengan dari tangan
bebas.
g. Seorang pemain
memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau bagian
tangan dibawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam
permainan.
h. Seorang pemain
yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau dibawanya,
mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di atas
permukaan meja dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya
sejak dipukul oleh lawannya.
i.
Pelaku Servis/Pemain yang melakukan
servis(server) adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya dalam suatu
reli.
j.
Penerima bola (receiver) adalah pemain yang
memukul bola yang kedua pada suatu reli.
k. Wasit adalah
seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
l.
Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk
untuk membantu wasit dengan keputusan-keputusan tertentu.
m. Sesuatu yang
dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai atau
dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
n. Bola sudah harus
dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana saja
selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
o. Garis akhir
adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
3.
Peraturan
Servis
a. Servis dimulai
dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang terbuka dari
tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
b. Pelaku servis
harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran, sehingga bola
naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa
menyentuh apapun sebelum dipukul.
c. Pada saat bola
turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya terlebih
dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja
dari penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari
masing-masing meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
d. Dari mulai
servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan permukaan meja
permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh
dihalangi dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau pasangan gandanya
atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
e. Segera setelah
bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus
disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara bola
dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
f. Menjadi tanggung
jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau pembantu wasit dapat
diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan demikian juga untuk memutuskan
bahwa servisnya tidak benar.
g. Jika wasit atau
pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada kesempatan pertama
pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan dan memperingatkan
pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan berikutnya yang dilakukan
oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan tidak benar/sah.
h. Pengecualian,
wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa
rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak comfortable
(cacat).
4.
Pengembalian
Bola
Bola setelah
diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga melewati/ mengelilingi net
dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh
perangkat net.
5.
Tatacara
Permainan Tenis meja
a.
Pada permainan tunggal, pelaku servis harus
melakukan servis terlebih dahulu, kemudian penerima harus melakukan
pengembalian dan setelah itu pelaku servis dan penerima secara bergantian
melakukan pengembalian.
b.
Pada permainan ganda, pelaku servis harus
melakukan servis terlebih dahulu, selanjutnya penerima melakukan pengembalian,
kemudian, pasangan pelaku servis melakukan pengembalian, pasangan penerima
kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya setiap pemain melakukan
pengembalian sesuai gilirannya.
c.
Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda
bermain ganda, pelaku servis melakukan servis terlebih dahulu kemudian
dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu, siapa saja dari mereka boleh
melakukan pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja
dari kursi roda) melewati garis tengah meja, maka wasit menyatakan poin untuk
lawannya.
6.
Sistem
Pertandingan Satu Let
a. Reli dinyatakan
agree to:
b. Jika pada saat
servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul
oleh penerima atau pasangannya;
c. Jika servis
dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik penerima
atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/ mengembalikan;
d. Jika gagal
melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan peraturan bahwa hal
tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;
e. Jika permainan
dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;
f. Jika penerima
pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada saat servis, apakah
servisnya benar atau tidak
g. Setelah mengenai
meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.
h. berhenti di
bagian meja penerima.
i.
pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar
setelah mengenai bagian samping meja penerima.
j.
Permainan dapat dihentikan
k. Untuk mengoreksi
kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;
l.
Untuk memulai sistem percepatan waktu;
m. Untuk menghukum
dan memperingati pemain atau penasihat;
n. Karena kondisi
permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.
7.
Sistem Poin Pada
Tenis Meja
a.
Selain reli dinyatakan set a limit, pemain
dinyatakan mendapat poin
b.
Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
c.
Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang
benar;
d.
Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian,
bola menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya;
e.
Jika bola melewati meja atau berada di luar
permukaan meja, tanpa menyentuh meja;
f.
Jika lawannya menyentuh bola;
g.
Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua
kali secara beruntun;
h.
Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket
yang tidak dilapisi karet atau tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.
i.
Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya
menggerakkan permukaan meja;
j.
Jika lawannya atau apa saja yang dipakai
menyentuh net;
k.
Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan
meja;
l.
Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku
servis pertama melakukan servis ke penerima dengan benar, kemudian lawannya
memukul bola di luar dari urutannya;
m.
Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan
waktu (2.15.04).
n.
Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan
kursi roda dan
o.
Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk
yang minimal pada kursi rodanya, belakang paha tidak menempel, ketika bola
dipukul;
p.
Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja
sebelum memukul bola;
q.
Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola)
dalam permainan.
r.
Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan
(2.08.03).
8.
Satu Game/ Set
Suatu game
dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang pertama mendapat poin
21, kecuali kedua pemain atau pasangan sama mendapatkan poin 20, pada situasi
ini, salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2 (dua)
poin atas lawannya.
Sistem satu pertandingan
Suatu
pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.
9.
Memilih Servis,
Menerima Bola, dan Tempat
a. Hak untuk memilih
urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan oleh undian dan
pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau memilih tempat
terlebih dahulu;
b. Bila salah satu
pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau memilih tempat, maka
lawannya harus memilih yang lainnya;
c. Setelah mencapai
2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku servis, dan
seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua pemain/pasangan
telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan waktu diberlakukan,
maka urutan servis dan menerima tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan
servis 1 kali secara bergantian;
d. Pada setiap
game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak melakukan servis
terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang melakukan servis
pertama dan penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih dahulu
menerima bola; pada game/set berikutnya, pemain yang melakukan servis (server)
pertama ditentukan oleh pasangan tersebut dan penerima adalah pemain yang
melakukan servis kepadanya pada game sebelumnya;
e. Dalam ganda,
tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis dan pasangan yang
melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
f. Pemain/pasangan
yang melakukan servis pertama pada suatu game/set menjadi penerima pada
game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada pertandingan ganda,
pasangan yang menerima bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila
salah satu pasangan telah mencapai poin 5;
g. Pemain/pasangan
yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan pindah tempat pada
game berikutnya dan pada game/set penentuan, pemain/ pasangan, harus tukar
tempat jika salah satunya telah mendapat skor/poin 5.
10. Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat Dalam
Bermain Tenis Meja
a. Jika pemain
melakukan kesalahan urutan servis (server maupun heir), permainan harus segera
dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya
siapa yang seharusnya melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang
telah dicapai, sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam
permainan ganda, sesuai dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk
melakukan servis pertama dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
b. Jika para pemain
tidak bertukar tempat pada saat mereka seharusnya melakukannya, wasit harus
menghentikan permainan dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya
pada skor yang telah diraih, disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan
pada saat pertandingan dimulai.
c. Dalam keadaan
apapun, semua poin yang telah diraih sebelum kesalahan ditemukan harus
dihitung.
11. Sistem Percepatan Waktu ( Expedite System )
a.
Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan
selanjutnya, sistem percepatan waktu harus diberlakukan setelah 10 menit
permainan dalam satu game atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau
pasangan.
b.
Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam
satu game jika skor yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan belas).
c.
Jika bola masih dalam permainan ketika batas
waktu telah habis, permainan harus diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan
dengan mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat permainan
berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola mati) dan sistem percepatan
waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan pelaku servis adalah
yang menerima bola pada reli sebelumnya.
d.
Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis
1 kali secara bergantian hingga game berakhir, dan jika pemain/pasangan yang
menerima telah melakukan 13 kali pengembalian, penerima mendapat satu poin.
e.
Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak
merubah urutan servis dan penerima pada pertandingan tersebut, seperti yang
diuraikan pada 2.13.06.
f.
Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus
terus diberlakukan hingga pertandingan selesai.
C.
Perwasitan Tenis Meja
Filosofi wasit
tenis meja adalah sebagai pengatur dan penengah jalannya suatu game atau
pertandingan mulai dari pertandingan itu dimulai sampai selesai agar
pertandingan itu berjalan dengan lancar.
1.
Perlengkapan wasit tenis
meja
1. Kartu kuning
2. Kartu merah
3. Karu putih
4. Koin
2.
Petugas dan pembantu wasit
1. Referee
Referee adalah seseorang
mengatur jalanya suatu kompetisi. Referee mempunyai kedudukan diatas wasit.
2. Pembantu wasit
Pembantu wasit adalah seseorang
yang membantu wasit dalam memimpin suatu pertandingan atau bisa juga menjadi
pencatat score. Pembantu wasit duduk di sebelah meja dan berhadapan dengan
wasit.
3. Pencatat pukulan
Pencatat pukulan adalah
seseorang yang mencatat pukulan.
3.
Wewenang dan tanggung jawab
petugas
1. Wewenang dan tanggung jawab
referee
a. memimpin undian;
b. penjadwalan pertandingan
dengan waktu dan meja pertandingan;
c. ketentuan (keseragaman)
untuk wasit/petugas pertandingan;
d. memimpin pertemuan dengan
para wasit/petugas pertandingan sebelum pertandingan dimulai;
e. mengecek keabsahan pemain
untuk pertandingan yang diikuti;
f. memutuskan apakah permainan
dapat ditunda bila terjadi sesuatu yang darurat;
g. memutuskan apakan pemain
dapat meninggalkan arena selama pertandingan masih berlangsung;
h. memutuskan apakah waktu
pemanasan dapat diperpanjang;
i.
memutuskan apakah pemain yang bertanding dapat memakai
trainingspak;
j.
memutuskan interpretasi pertanyaan yang timbul tentang
ketentuan dan peraturan pertandingan termasuk pakaian yang digunakan,
peralatan, dan kondisi pertandingan;
k. memutuskan waktu dan tempat
pemain untuk melakukan pemanasan selama penundaan darurat permainan;
l.
mengambil tindakan disiplin terhadap pelanggaran ketentuan
dan sikap atau hal lain yang melanggar peraturan.
Bila tugas
referee didelegasikan kepada orang lain, dengan persetujuan panitia
penyelenggara, harus diumumkan kepada peserta, dan selayaknya kepada kapten
tim.
Referee yang
telah ditentukan atau wakilnya harus ada sepanjang pertandingan.
Apabila Referee
menganggap perlu, ia dapat mengganti wasit, asisten wasit kapan saja, tetapi ia
tidak boleh mengubah keputusan yang dibuat oleh wasit yang diganti yang menjadi
wewenangnya.
Referee harus
mengawasi pemain sejak saat tiba di arena tempat pertandingan hingga keluar
dari tempat tersebut.
2. Wewenang dan tanggung jawab
wasit
a. memeriksa keabsahan
peralatan dan kondisi tempat pertandingan dan melaporkan kepada referee apabila
terdapat kekurangan/ kerusakan.
b. mengambil bola secara acak
seperti pada 3.4.2.1.1-2;
c. melakukan undian untuk menentukan
yang servis, penerima bola, atau tempat;
d. memutuskan apakah
persyaratan servis dapat diperlonggar
bagi pemain yang cacat fisik;
e. mengontrol urutan servis,
penerima bola, tempat, dan mengoreksi kesalahan yang terjadi;
f. memutuskan setiap reli
sebagai suatu poin atau let.
g. mengucapkan poin/skor
sehubungan dengan prosedur yang ditentukan;
h. memperkenalkan sistem
percepatan waktu pada saatnya;
i.
menjaga kelangsungan permainan;
j.
mengambil tindakan bagi pelanggar ketentuan coaching/nasihat
atau ketentuan sikap;
k. Melakukan undian untuk
menentukan pemain/pasangan/tim yang harus mengganti pakaian bila terjadi
kesamaan warna pakaian dan kedua pihak tidak ada yang mengalah untuk mengganti
pakaian.
l.
Memastikan bahwa hanya orang yang berhak yang boleh berada di
arena/area pertandingan.
3. Wewenang dan tanggung jawab
pembantu wasit
a. memutuskan apakah bola menyentuh atau tidak sisi atas meja yang
terdekat dengannya.
b. Memberitahukan wasit atas
perlakuan yang berhubungan dengan nasihat dan sikap (pemain/pemberi nasihat)
c. Baik wasit maupun
pembantunya dapat :
d. memutuskan apakah servis
pemain tidak sah;
e. memutuskan apakah bola
menyentuh net pada saat servis;
f. memutuskan apakah pemain
menyentuh bola;
g. memutuskan apakah kondisi
permainan terganggu dan dapat mempengaruhi hasil suatu reli;
h. memastikan waktu pemanasan,
interval antara game/set, dan lamanya pertandingan.
Baik pembantu wasit maupun salah satu petugas lain dapat
bertugas sebagai pencatat pukulan, menghitung pukulan penerima bola atau
pasangannya ketika sistem percepatan waktu diberlakukan Keputusan yang dibuat
oleh pembantu wasit atau pencatat pukulan sehubungan dengan yang dijabarkan
pada 3.3.2.5-6 tidak dapat diubah oleh wasit hingga keluar arena setelah
pertandingan selesai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap olahraga
mestinya memiliki peraturan-peraturan tertentu, begitu juga dengan permainan
tenis meja. Peraturan permainan tenis terbilang cukup rumit bila belum terbiasa
bermain tenis meja, karena sangat berbeda dengan peraturan olahraga-olahraga
permainan lainnya.
Salah satu hal
yang menjadi pembeda dari peraturan permainan tenis meja adalah perhitungan
poinnya, dimana bola berpindah servis setiap poin memiliki jumlah genap.
Filosofi wasit
tenis meja adalah sebagai pengatur dan penengah jalannya suatu game atau
pertandingan mulai dari pertandingan itu dimulai sampai selesai agar
pertandingan itu berjalan dengan lancar.
Baik pembantu
wasit maupun salah satu petugas lain dapat bertugas sebagai pencatat pukulan,
menghitung pukulan penerima bola atau pasangannya ketika sistem percepatan
waktu diberlakukan Keputusan yang dibuat oleh pembantu wasit atau pencatat
pukulan sehubungan dengan yang dijabarkan pada 3.3.2.5-6 tidak dapat diubah
oleh wasit hingga keluar arena setelah pertandingan selesai.
B.
Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga
Tenis Meja berjalan dengan normal, maka sebagai olahragawan, harus memotivasi
dan merangsang masyarakat umum (masyarakat/ siswa ) dalam pertumbuhan dan
perkembangan untuk mencintai olahraga supaya keingintahuan tentang dunia
olahraga bertambah. Supaya generasi yang akan datang lebih optimal dalam bidang
olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal
perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Stiles, K.E. dan Loucks-Horsley,
S. 1998. Professional Development Strategies: Proffessional Learning
Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher. September
1998. hlm. 46-49).
Sumargi. 1996. Profesi Guru
Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4/1996. Hlm. 9-11.
Supriadi, D. 1998. Mengangkat
Citra dan Martabat Guru. Jakarta: Depdikbud.
Surya, H.M. 1998. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21n (I); Organisasi & Profesi. Suara Guru No. 7/1998. Hlm. 15-17.
Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.
Surya, H.M. 1998. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21n (I); Organisasi & Profesi. Suara Guru No. 7/1998. Hlm. 15-17.
Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.
Trilling, B. dan Hood, P. 1999.
Learning, Technology, and Education Reform in the Knowledge Age or "We're
Wired, Webbed, and Windowed, Now What"? Educational Technology may-June
1999. Hlm. 5-18.
https://www.blogger.com/template-editor.g?blogID=6503312803332387637
Komentar
Posting Komentar